Wednesday, November 25, 2009

Hidup yang berbuah

Hidup yang Berbuah
Yoh. 15 : 1-8
Seorang petani maupun peladang mengingini hasil tani atau ladangnya menghasilkan buah pada musimnya. Dia mengharapkan hasil jerih lelahnya tidak terbuang percuma. Untuk mencapai hal tersebut dia dengan rela mau bekerja keras bahkan berkorban sekalipun demi menggapai harapannya. Petani atau peladang akan berjuang terus-menerus dari pagi hingga malam hari, dari bulan yang satu kebulan yang lain demi hasil yang diharapkannya. Dia akan memupuk serta mengairi ladang atau lahan taninya sehingga mendapatkan air maupun pupuk demi menumbuhkembangkan bibit padi maupun tumbuhan yang ditanamnya. Segala kesakitan dan kelelahan selama bekerja tidak menghalangi dirinya untuk tetap berjuang demi hasil yang akan dipanen pada waktunya. Dan pada waktu itulah dia merasakan sukacita bila waktu panen telah tiba. Segala penderitaan yang dia alami selama bekerja pada masa lampau tidak lagi diingatnya, dan hanya sukacita yang dia tampakkan. Namun sebaliknya bila panennya tidak menghasilkan apa-apa, maka betapa kecewanya petani atau peladang tersebut.
Demikian juga halnya dengan manusia, bila kehidupannya (sebagai lambang bibit yang ditanam) di dunia ini tidak berbuah, maka Allah (yang dilambangkan sebagai petani atau peladang) akan kecewa terhadap manusia tersebut. Dalam kitab Yohanes pasal 15 ayat 1-8, Yesus mengatakan bahwa Yesus adalah pokok anggur yang benar dan BapaNya adalah pengusahanya sedangkan kita adalah ranting-rantingnya. Perkataan ini hendak mengatakan bahwa Yesus menjadi tempat manusia bergantung, tempat orang hidup atau tempat manusia bersandar. Sementara BapaNya (Allah Bapa) adalah Allah yang pemilik manusia, Allah yang merawat dan memelihara manusia dan bahkan memberikan apa yang diperlukan oleh manusia.
Pada kitab ini, kita diingatkan bahwa Allah selalu memelihara dan merawat manusia. Bahkan pada saat manusia seharusnya berbuah tetapi tidak berbuah, Allah tetap akan memelihara dan membersihkan kita supaya kita pada akhirnya berbuah dan bahkan berbuah lebih banyak lagi (ayat 2). Sebagai orang Kristen (orang percaya) Yesus mengatakan sebenarnya kita sudah bersih karena firmanNya sudah tinggal di dalam kita dan kita sudah menyerahkan hidup kita kepadaNya. Namun Yesus mengingatkan kita agar kita senantiasa tinggal di dalamNya dan meminta Dia tinggal di dalam kita, maka kita dapat berbuah. Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita percaya kepada Dia atau mengaku Yesus adalah Tuhan, maka secara otomatis kita akan berbuah. Tidak. Yesus melanjutkan kalau kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka kita juga meminta agar Dia tinggal di dalam kita. Dalam hal inilah maka kita dapat berbuah. Apa artinya ini ?
Ungkapan ini bukan ingin mengatakan bahwa karena kita mengaku sebagai orang Kristen (menurut pendapat sendiri) berarti kita selamat. Namun sebaliknya bahwa keselamatan dan sorga akan diberikan kepada kita kalau kita mengaku Yesus adalah Tuhan dan sekaligus kita menyerahkan diri kepadaNya (tinggal di dalam Dia) sehingga kita berbuah. Yesus mengingini agar kita tinggal di dalamNya. Dengan demikian kita akan dapat berbuah. Kita tidak akan dapat berbuah apabila kita hanya mengandalkan diri kita. Manusia tidak akan mungkin menghasilkan buah apabila Yeus tidak tinggal di dalam diri manusia itu. Jangan kita mengatakan bahwa manusia tidak butuh Allah (Yesus). Tidak. Yesus sangat jelas dan tegas mengatakan manusia hanya dapat berbuah di dalam diriNya. Di luar Dia manusia tidak dapat berbuat apa-apa.
Disamping itu, pasal 15 ini ingin mengingatkan manusia untuk tidak sombong. Jelas dikatakan manusia berbuah bila tinggal didalam Dia. Arti ini adalah bahwa yang membuat kita berbuah adalah bukan diri kita melainkan Allahlah yang membuat kita bisa berbuah. Bahkan sekalipun kita sudah percaya kepada Dia dan menyerahkan hidup kita kepadaNya, bukan berarti kita berbuah karena diri kita. Tidak. Ayat ini, jelas sekali mengajarkan kita hanya ranting, buah akan tumbuh bila mendapatkan hasupan makanan dari batang dan dipupuk serta dipelihara oleh pemilikNya. Artinya buah muncul karena pemilik dan batangNya menyalurkan makanan serta bibit buah kepada ranting, sehingga ranting memunculkan buah. Dengan perkataan lain, Allah Bapa dan Yesus lah yang membuat kita berbuah dan bukan diri kita. Kita tidak dapat menghasilkan apa-apa tanpa Allah.Bagaimana kalau kita tidak berbuah ? Kitab ini bukan saja mengatakan bahwa kita tidak dapat berbuah di luar Yesus, tetapi juga ada konsekuensi bagi manusia yang tidak berbuah. Pada ayat 6 dikatakan bahwa manusia yang tidak tinggal di dalam Yesus, maka akan dicampakkan ke dalam perapian untuk dibakar (Neraka).

No comments:

Post a Comment