Sunday, June 7, 2009

Warga Kristen dan Pemilu

Warga Kristen dan Pemilu

Tahun 2009 ini bangsa Indonesia akan mengadakan Pemilihan Umum untuk legislatif dan Presiden yang dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia. Penyelenggaraan pemilihan umum ini merupakan salah satu prinsip dari Negara yang menganut paham Demokrasi, dimana hakekat dari demokrasi itu adalah pemerintah dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat dan pemerintahan untuk rakyat. Agar pelaksanaan demokrasi ini berjalan sesuai dengan hakekatnya, maka diharapkan seluruh lapisan masyarakat Indoensia tanpa terkecuali ikut menjalani dan mengawasi pelaksanaan demokrasi tersebut. Salah satu wadahnya yaitu melalui Pemilu. Dalam pemilu ini setiap warga Negara mempunyai hak yaitu untuk dipilih dan memilih termasuk di dalamnya warga Kristen.
Sejak Negara Indonesia ini berdiri bahkan jauh sebelum Negara Indonesia merdeka warga Kristen telah mengambil peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tanda salib pada makam-makam pahlawan yang berada di berbagai daerah di Indonesia. Disamping itu juga dapat kita lihat dari berbagai gubahan lagu-lagu perjuangan bangsa Indonesia yang diciptakan oleh warga Kristen dan khususnya lagu kemerdekaan yaitu Indoensia raya. Banyak lagi peran yang melibatkan warga Kristen dalam Negara Indonesia ini seperti dalam Pemerintahan dimana sejumlah warga Kristen terlibat didalamnya baik pada lembaga legislatif, eksekutif maupun Yudikatif serta dari tingkat Pusat sampai di Daerah.
Berkaca dari fakta dan sejarah di atas, maka tidak ada alasan bagi warga Kristen untuk tidak terlibat dalam penegakan dan pengawasan demokrasi di Indonesia khususnya melalui Pemilu tahun 2009 ini.
Partisipasi Warga Kristen dalam Pemilu
Pemilu tahun 2009 ini bukan saja untuk memilih para wakil rakyat di lembaga legislatif, namun juga akan memilih siapa Presiden Indonesia selanjutnya. Orang Kristen Indonesia adalah warga yang memiliki dua kewarganegaraan yaitu sebagai warga kerajaan sorga yang harus patuh dan taat terhadap perintah sang Raja yaitu Yesus Kristus juga sebagai warga negara Dunia (warga Negara Indonesia) karena masih berada di dunia ini yang harus patuh dan taat terhadap aturan-aturan yang ada di Indonesia. Yesus pernah berkata “berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allahapa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Matius 22 : 21) . Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus ingin kita menghargai apa yang menjadi kewajiban kita di dunia ini dan apa yang menjadi kewajiban kita di sorga. Kedua hal tersebut tidaklah bertentangan karena seperti apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada warga Kristen di Roma yaitu bahwa tidak ada pemerintah yang tidak berasal dan ditetapkan oleh Allah (Roma 13).
Sebagai warga Kristen yang taat kepada Allah dan pemerintah, maka sewajarnyalah warga kristen ikut berperan dalam pemilu 2009. Kita ikut pemilu bukan sekedar hanya untuk meramaikan pemilu saja melainkan turut untuk menentukan masa depan bangsa Indonesia melalui memilih orang-orang yang layak untuk dipilih sebagai wakil rakyat maupun pemimpin bangsa Indonesia ini. Hal ini tidaklah mudah dan butuh penilaian yang cukup tajam. Mengingat kita memilih bukan untuk sesaat namun untuk menentukan nasib bangsa ini pada 5 tahun ke depan. Oleh karena itu, kita memilih bukan hanya karena calon tersebut beragama Kristen, namun kita perlu melihat kapasitas dan kualitas calon tersebut. Dengan demikian kita tidak akan menyesal dikemudian hari,
Warga kristen adalah warga negara yang memiliki kedudukan yang sama dengan warga negara yang lainnya. Kita bukanlah warga negara kelas dua, walaupun secara jumlah kita termasuk kecil. Namun hal ini bukan halangan bagi warga Kristen untuk mengambil peran yang penting dalam Negara. Agar warga Kristen dapat mengambil peran yang penting tersebut, maka salah satu peluang yang ada adalah melalui pemilu. Peluang ini harus dapat diraih. Untuk itu warga Kristen yang merasa dirinya memiliki kapasitas dan kualitas yang baik serta memiliki kerohanian yang mantap seyogyanya masuk sebagai calon legislatif dari partai-partai politik yang ikut dalam pemilu maupun dari jalur idependent. Namun demikian, alangkah lebih baiknya apabila calon tersebut dapat diakomodasi oleh partai politik yang bernafaskan kekristenan. Hal ini untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa warga Kristen yang duduk dalam lembaga-lembaga tersebut adalah warga negara yang benar-benar berkualitas dan tidak mempunyai penyakit dalam masyarakat.
Pemberdayaan warga Kristen
Salah satu kunci keberhasilan dalam pemilu adalah keterlibatan dan partsipasi seluruh lapisan masyarakat. Keterlibatan atau partispasi masyarakat dalam pemilu akan tercapai apabila adanya pemberdayaan terhadap masyarakat. Pemberdayaan merupakan usaha membangun kapasitas dan kualitas masyarakat tersebut. Salah satu defenisi pemberdayaan adalah memberikan kekuatan kepada pihak yang kurang atau tidak berdaya (powerless) agar dapat memiliki kekuatan yang menjadi modal dasar aktualisasi diri (Eko Prasojo, 2005). Berdasarkan defenisi di atas, sudah barang tentu masih banyak warga kristen yang belum memiliki kekuatan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kehidupan bernegara khususnya dalam politik. Hal ini diakibatkan masih adanya anggapan dari kalangan warga Kristen sendiri bahwa politik itu jahat (sekuler atau tidak rohani yang merusak iman) serta hanya milik warga mayoritas di Indonesia saja. Untuk itulah diperlukan perubahan paradigma dikalangan warga Kristen melalui pemberdayaan. Dengan demikian diharapkan warga Kristen dapat berperan aktif bahkan memiliki nilai yang tinggi dalam pemilu tahun 2009. Pemberdayaan merupakan tanggung jawab dari berbagai kalangan khususnya Gereja dan lembaga-lembaga Kristen yang ada seperti PIKI, GMKI, Partai Politik yang bernafaskan Kekristenan, lembaga pendidikan Kristen dan sebagainya. Pemberdayaan dapat berjalan efektif apabila pihak-pihak yang terlibat di dalamnya tidak mememiliki kepentingan pribadi. Dalam hal ini pemberdayaan warga Kriste perlu dilakukan melalui pendididikan politik bagi warga Kristen serta dilibatkan dalam dunia politik itu sendiri. Gereja dan lembaga-lembaga Kristen yang ada sudah sepantasnyalah berdiri di depan untuk memberikan sumbangsih yang nyata kepada warga Kristen dalam pemberdayaan tersebut. Gereja bukan ikut dalam berpolitik praktis, namun dapat memberikan pencerahan kepada warganya dalam kaitan politik. Sementara lembaga-lembaga Kristen lainnya juga dapat berperan mencerdaskan warga Kristen dalam aspek politik melalui seminar-seminar, tulisan-tulisan dan lainnya.
Kesimpulan
Keberhasilan pelaksanaan pemilu 2009 yang sebentar lagi akan dilaksanakan merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali dengan warga Kristen. Keberhasilan pemilu tersebut bukan sekedar pelaksanaan semata melainkan juga dari hasil calon-calon wakil yang terpilih dimana didalamnya termasuk warga kristen. Keberhasilan pemilu yang seutuhnya adalah apabila calon-calon yang terpilih adalah benar-benar warga negara yang jujur serta memiliki kualitas dan kapasitas yang layak untuk diandalkan. Dan untuk dapat memilih calon-calon tersebut, maka pemberdayaan warga termasuk warga Kristen merupakan sesuatu yang mutlak dan tidak dapat ditawar-tawarkan. Hal ini demi masa depan bangsa dan Negara Indonesia serta peran warga Kristen didalamnya.

No comments:

Post a Comment